Minggu, 16 Agustus 2020

Makalah Tafsir - Metode Pendidikan Keteladanan

                        

AssalamualaikumWr.Wb. hari ini mimin mau membagikan contoh Makalah TAFSIR - Metode Pendidikan Keteladanan, semoga contoh makalah tafsir ini bisa bermanfaat untuk teman-teman. 

oke langsung saja lihat Makalah Tafsir - Metode Pendidikan Keteladanan dibawah ini :


MAKALAH

TAFSIR


Metode Pendidikan keteladanan

 

 

 

                                                              Di susun oleh :

Siti Mareta  (12551035)

PBI 5 E

Dosen Pengampu : Ihsan Nul Hakim, MA

JURUSAN TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) CURUP

2014



KATA PENGANTAR

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

    Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur senantiasa kita haturkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Kemudian sholawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW, yang telah membawa perubahan besar didalam peradaban umat manusia.

Adapun makalah ini diberi judul “metode pendidikan keteladanan”. Untuk itu kami berharap para pembaca yang budiman dapat memahami materinya dan memaklumi jika terdapat kekurangan yang ditemui di dalam makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, maka penulis tidak dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Dosen Pembimbing dan kepada teman-teman dan kesemua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan makalah ini.

 

 

 

Wassalamualaikum Wr.Wb.

 

                                                                                                            Curup, November , 2014



Bab 1

Metode Pendidikan Keteladanan

( QS.  AS- SAFF/ 61:2-3 )

 

Description: E:\kumpulan tugas\Ash-Shaff, 14 ayat _ ALQURAN-INDONESIA.COM_files\61_2.png

Description: E:\kumpulan tugas\Ash-Shaff, 14 ayat _ ALQURAN-INDONESIA.COM_files\61_3.png

2. Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?

3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.[1]

A.    Pengantar

Surah as- saff terdiri dari 14 ayat , termasuk kelompok surah  madaniyah. Dinamai as- Saff (barisan) , karena pada ayat 4 surah ini tedapat kata saffan yang berar “barisan” . ayat ini menerangkan apa yang di ridai allah sesudah menerangkan apa yang di murkainya. Pada ayat 3 di terangkan bahwa allah murka kepada orang yang hanya pandai berkata saja tetapi tidak melaksanakan apa yang di ucapkannya. [2]

 

B.     Terjemah Kata-kata 

TERJEMAHAN

AYAT

Wahai

يٰۤاَيُّهَا

 

Orang-orang yang

الَّذِيۡنَ

Beriman

اٰمَنُوۡا

Mengapa

لِمَ

Kamu mengatakan

تَقُوۡلُوۡنَ

Apa

مَا

Tidak

لَا

Kamu kerjakan

تَفۡعَلُوۡنَ‏

 

Besar

كَبُرَ

Kebencian

مَقۡتًا

 

Disisi

عِنۡدَ

Allah

للّٰهِ

Bahwa

اَنۡ

Kamu mengatakan

تَقُوۡلُوۡا

 

Apa

مَا

Tidak

لَا

Kamu mengerjakan

تَفۡعَلُوۡنَ[3]


C.    Tafsir Kosakata Penting

Kata ( كَبُرَ) kabura  berarti besar tetapi yang dimaksud adalah amat keras , karena sesuatu yang besar terdiri dari banyak hal/ komponen. Kata ini di gunakan disini untuk melukiskan sesuatu yang sangat aneh , yakni mereka mengaku beriman , mereka sendiri yang meminta agar di jelaskan tentang amalan yang paing disukai Allah untuk mereka kerjakan lalu setelah di jelaskan olehnya mereka mengingkari janji dan enggan melaksanakannya. Sungguh hal tersebut adalah suatu keanehan yang luar biasa besarnya.

Kata (مَقۡتًا) maqtan adalah kebencian yang sangat keras. Dari sini ayat di atas menggabung dua hal yang keduanya sangat besar, sehingga apa yang di uraikan disini sungguh sangat mengundang  murka Allah. Ini di tambah lagi dengan kalimat (عِنۡدَ للّٰهِ )’inda allah / disisi allah yang menunjukan bahwa kemurkaan  itu jatuh langsung dari allah swt. Karena itu menurut al- Qusyairi – sebagaimana di kutip oleh al- Biqa’I – “ tidak ada ancaman terhadap satu dosa seperti ancaman yang dikemukakan ayat ini “[4]

D.    Asbabun Nuzul ayat

Menurut riwayat dari Abdullah bin Salam , ia berkata , “ beberapa sahabat Nabi Saw mengajak kami duduk kemudian kami berkata , ‘ jika kami tahu perbuatan apa yang lebih disukai allah kami pasti melakukannya,’ maka turunlah ayat 1-4 Surah as- Saff ini.[5]

E.     Munasabah Ayat

Pada  akhir ayat lalu dinyatakan bahwa orang-orang yang beriman di larang menjadikan orang- orang kafir teman akrab dan penolong mereka , dan orang- orang kafir itu telah putus asa dari rahmat allah di akhirat . pada awal surah ayat- ayat berikut allah mencela orang- orang beriman yang tidak melaksanakan apa yang di ucapkannya , kemudian allah memuji orang- orang yang berjuang bersatu padu di jalan allah.[6]

 

F.     Tafsir Ijmali

Dalam pengantar surat ini telah di kemukakan riwayat tarmidzi tentang turunnya surah ini. Dengan demikian ayat di atas dapat di nilai sebagai kecaman yang ditunjukan kepada mereka yang berjanji akan berjihad tetapi ternyata enggan melakukannya. Ke dua ayat pertama (2-3) mengandung sanksi dari allah swt , serta kecaman terhadap orang beriman yang mengucapkan apa yang mereka tidak kerjakan. Dalam sisi lain ayat (2-3) ini berisi tentang ciri kepribadian muslim.[7]

G.    Tafsir Ayat

Description: E:\kumpulan tugas\Ash-Shaff, 14 ayat _ ALQURAN-INDONESIA.COM_files\61_2.png

Ayat ini menegaskan bahwa “  hai orang- orang yang beriman , mengapa kamu mengatakan  apa yang tidak kamu perbuat? “ .

 (2) setelah allah swt  menerangkan sifat-sifat kesempurnaannya ia memperingatkan manusia akan kekurangan – kekurangan yang ada padanya , yaitu mereka mengatakan suatu perkataan , tetapi mereka tidak mengerjakannya. Seperti mereka mengatakan :” kami ingin mengerjakan kebajikan- kebajikan yang di perintahkan Allah “, tetapi jika dating perintah allah mereka tidak mengerjakannya.

            Ada dua macam kelemahan manusia yang dikemukakan ayat ini , yaitu :

1.      Perkataan mereka tidak sesuai dengan perbuatan mereka. Kelemahan ini kelihatannya mudah di perbaiki , tetapi sukar melaksanakannya. Amatlah banyak manusia yang pandai berbicara , suka menganjurkan suatu perbuatan baik dan memperingatkan agar orang lain menjauhi larangan- larangan allah, tetapi ia sendiri tidak melaksanaannya. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa Abdulah Bin Rahawah  berkata : “ para mukmin di masa rasulullah sebelum jihad di wajibkan , berkata “ seandainya kami mengetahui perbuatan- perbuatan yang disukai allah tentu kami akan memperbuatnya. Maka rasulullah menyampaikan bahwa perbuatan yang paling disukai Allah ialah:  beriman kepadanya , berjihad menghapuskan kemaksiatan yang dapat merusak iman , mengakui kebenaran risalah yang disampaikan nabinya. Setelah datang perintah jihad , sebagian orang- orang yang beriman merasa berat melakukannya. Maka turunlah ayat ini sebagai celaan akan sikap mereka yang tidak baik itu. [8]

2.      Tidak menepati janji yang telah mereka buat. Suka  menepati janji yang telah yang telah ditetapkan merupakan salah satu ciri dari ciri- ciri orang yang beriman. Jika ciri itu tidak di punyai oleh seorang yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasulnya , berarti ia telah menjadi orang munafik.

Raulullah saw bersabda :

Yang artinya :       tanda- tanda orang munafik itu ada 3 macam, yaitu apabila ia berjanji ia menyalahi janjinya , apabia ia berkata ia berdusta dan apabila ia di percaya ia khianati .

            Description: E:\kumpulan tugas\Ash-Shaff, 14 ayat _ ALQURAN-INDONESIA.COM_files\61_3.png

Ayat ke 3 menegaskan bahwa :  Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

Allah swt memperingatkan bahwa sangat besar dosanya mengatakan atau menyanggupi sesuatu , tetapi ia sendiri tidak melaksanakannya , baik dalam pandangan Allah maupun dalam pandangan masyarakat.

Menepati janji merupakan perwujudan iman yang kuat budi pekerti yang agung, sikap yang berprikemanusiaan pada seseorang, menimbulkan kepercayaan dan penghormatan masyarakat. Sebaliknya perbuatan meyalahi janji merupakan perwujudan iman yang lemah, perangai yang jelek dan sikap yang tidak berprikemanusiaan , akan timbul saling mencurigai dan dendam kesumat di dalam masyarakat. Karena itulah agama islam sangat mencela orang yang suka berdusta

Agar sifat tercela itu tidak di punyai oleh orang- orang beriman alangkah baiknya , menepati janji dan berkata benar itu dijadika tujuan pendidikan yang utama diberikan kepada[9] [10]anak- anak di samping beriman kepada allah dan rasulna dan melatih diri mengerjakan bentuk-bentuk ibadah yang diwajibkan.

a.      Tafsir Ibnu Katsir

       Ini merupakan pengingkaran Allah terhadap orang yang membuat janji atau mengatakan sesuatu dan tidak melaksanakannya, Oleh karena itu diantara ulama salaf ada yang menjadikan ayat ini sebagai dalil bahwa memenuhi janji itu wajib secara mutlak, baik janji tersebut mengakibatkan hukuman bagi yang berjanji, ataupun tidak.l Mereka juga beralasan dengan hadits yang tercatat dalam ash-Shahiihain, dimana Rasulullah SAW telah bersabda, "Tanda-tanda orang munafik itu tiga, : bila berjanji dia ingkar, bila berkata dia dusta, dan bila dipercaya dia          khianat.

Dalam hadis lain disebutkan, "Ada empat perkara yang apabila (semuanya) ada pada diri seseorang, maka ia menjadi munafiq tulen. Dan barang siapa salah satunya ada padanya, maka (dikatakan) ia memiliki satu ciri dari orang munafiq, hingga dia meninggalkannya" (HR. Muttaffaq       alaih)

            Diantara para ulama ada juga yang berkata, "Ayat in diturunkan berkenaan dengan peperangan. Seorang laki-laki mengatakan bahwa dirinya telah berperang, padahal dia tidak melakukannya. Ia mengatakan bahwa dirinya telah menikam musuh, padahal ia tidak melakukannya. Ia katakan bahwa dirinya telah bersabar tetapi dia tidak melakukannya."

            Kita lihat, saat ini banyak manusia sering untuk menyuruh yang ma'ruf maupun meninggalkan yang munkar, namun mereka sendiri tidak melaksanakan apa yang mereka perintahkan/anjurkan. Misalnya banyak para pemimpin (baik politik, perusahaan, dll) mengatakan, marilah kita bekerja sama memberantas korupsi..namun seringkali mereka yang menganjurkan untuk memberantas korupsi.juga terlibat dalam korupsi.. Ada juga anjuran dilarang untuk mencuri, namun justru merekalah yang malah mencuri

 

b.      Tafsir Al Qurthubi.

Asbabun nuzul ayat , Abdullah bin Salam berkata, "Sekelompok sahabat Rasulullah SAW mempersilahkan kami mampir, kemudian kami berdiskusi. Kami berkata, 'Seandainya kami mengetahui amalan apakah yang paling disukai oleh Allah Ta'ala, niscaya kami akan mengerjakannya. 'Allah Ta'ala kemudian menurunkan ayat ini...."Telah Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan......."dst sampai akhir ayat ke 3.'

Qatadah dan Adh-Dhahak berkata, "Ayat ini turun pada kaum yang berkata, 'Kami akan berjihad dan kami akan mati.' Namun mereka tidak melakukan (hal itu)

Ayat ini mewajibkan semua orang yang telah mewajibkan dirinya mengerjakan sebuah amalan ketaatan, bahwa dia harus memenuhi hal itu.[11]


c.       Tafsir Fi Dzilal Al Quran

Ayat kedua  menambahkan kepanasan kecaman itu dengan membayangkan kemurkaanNya dengan kalimah 'al maqt' yang bermaksud kemarahan yang melampau.

Ayat ketiga seterusnya merujuk kepada kejadian asal yang dimurkai iaitu perihal menolak jihad di jalan Allah. Ada tiga kesinambungan yang disebutkan di dalam ayat perang itu. Ia bukan hanya perang, bahkan hendaklah di jalan Allah. 

Ada tiga pemerhatian yang perlu diketengahkan daripada ayat ketiga yang menyebut mengenai al jihad: Perihal diri manusia yang kadang-kadang dilanda saat-saat kelemahan. Tiada yang dapat menyelamatkannya selain pertolongan Allah melalui tazkirah, taujihat dan tarbiyah yang berterusan.


H.    Kaitan Tafsiran dengan Teori Pendidikan Konvensional Sesuai dengan Judul

PERTAMA :  memacakkan keyakinan di dalam diri setiap Muslim bahawa agama Islam adalah satu agama dan manhaj Ilahi yang terakhir untuk manusia. Ia pula telah didahului sebelumnya oleh beberapa bentuk manhaj yang bersesuaian dengan tahap-tahap perkembangan sejarah dan pengalaman kehidupan manusia yang dapat membina asas yang teguh untuk agama terakhir ini. Justeru surah ini telah menyebut tentang risalah Nabi Musa A.S dan kaumnya yang menyakiti dan menyeleweng daripadanya yang menamatkan kelayakan mereka sebagai pemegang amanah risalah Allah di muka bumi ini.

Ia juga menyebut tentang risalah Nabi Isa A.S termasuklah kedudukannya sebagai penyambung risalah Nabi Musa di samping menjadi penyedia tapak dan pembawa khabar gembira kepada kehadiran al Rasul dan risalah langit yang terakhir. Oleh itu, Baginda Al Masih diutuskan untuk menyerahkan amanah ini kepada Nabi Muhammad S.A.W. Takdir Allah menentukan bahawa perjalanan risalahNya sepanjang zaman akhirnya berhenti dan terbina teguh di tangan Nabi Muhammad yang mulia.

Di atas asas yang pertama ini, terbina pula asas kedua yang ditekankan oleh surah ini iaitu terbentuknya rasa tanggung jawab dan taklif yang berat yang perlu dipikul oleh umat Islam [12]yang menerima amanah agung tersebut daripada umat-umat yang terdahulu. Ia lantas mendorong mereka untuk memasang niat yang benar dan ikhlas kepada perjuangan menegakkan amanah ini. Ia tidak ragu-ragu lagi bahkan menempelak sikap nifaq di dalam perjuangan.

Di pertengahan surah pula, Allah mendorong seluruh warga iman untuk menyambut seruan kepada satu perniagaan paling menguntungkan di dunia dan akhirat iaitu berjihad di jalan Allah dengan seluruh jiwa dan raga.

Surah al Shaff diakhiri dengan ajakan terhadap warga iman agar menjadi penolong dan pembantu kepada Allah sebagaimana golongan Hawariyyun yang telah menyatakan kesanggupan mereka di hadapan Nabi Isa AS sekalipun Baginda ditentang oleh Bani Israel sendiri.

I.       Kesimpulan

Nilai pendidikan yang dapat kita ambil dari surat as- saff  ayat 2-3 antara lain :

1.      Ayat ini meganjur kan kita untuk belajar bertanggung jawab dalam aspek keidupan

2.      Apabila kita mempunyai ilmu, maka sebaiknya ilmu yang di sampaikan itu memiliki nilai kebenaran dan tidak mengada- ngada

3.      Dalam menuntut ilmu sebaiknya mengarah kepada hal- hal yang baik yang patut di contoh oleh orang- orang disekitar.

4.      Sebagai pelajar sebaiknya menjadi teladan yang baik.

 

 

 

DARTAR PUSTAKA

 

Quraish Shihab, Tafsir Al- Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al- Qur’an, Jakarta:Lentera Hati, 2002.

Ahmad Hatta, Tafsir Qur’an Perkata di Lengkapi Dengan Asbabun Nuzul dan Terjemah, Jakarta:Maghfirah Pustaka,2009.

Al Maragi,Ahmad Mustafa, tafsir – Al maragi, semarang :CV:Toha Putra, 1986, hal 126.

Salim Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier 4, Surabaya:PT. Bina Ilmu, 2005.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya ,Jakarta: Lentera Abadi, 2010, hal. 109

http://blog.its.ac.id./syafii/2011/06/27/ Tafsir Al Quran Al Karim  Tafsir Ash Shaff Ayat 1-14.htm

[1] Al Maragi,Ahmad Mustafa, tafsir – Al maragi, semarang :CV:Toha Putra, 1986, hal 126.

[2] Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya ,Jakarta: Lentera Abadi, 2010, hal. 107

[3] Ahmad Hatta, Tafsir Qur’an Perkata di Lengkapi Dengan Asbabun Nuzul dan Terjemah, Jakarta:Maghfirah Pustaka,2009.

[4] Shihab, M. Quraish , tafsir Al Misbah : pesan, kesan dan keseresian Alqur’an , Jakarta : Lentera Hati, 2002 hal:190-191

[5] Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya ,Jakarta: Lentera Abadi, 2010, hal. 109

[7] Shihab, M. Quraish , tafsir Al Misbah : pesan, kesan dan keseresian Alqur’an , Jakarta : Lentera Hati, 2002 hal:190-191

[8] Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya ,Jakarta: Lentera Abadi, 2010, hal. 109

[9] Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya ,Jakarta: Lentera Abadi, 2010, hal. 109

[10] Salim Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier 4, Surabaya:PT. Bina Ilmu, 2005, hal. 605

[11] http://blog.its.ac.id./syafii/2011/06/27/ Tafsir Al Quran Al Karim  Tafsir Ash Shaff Ayat 1-14.htm

PERHATIAN!! Mohon Untuk Tidak Memposting Ulang isi dari Blog ini ke blog / web lain tampa Se izin dari Admin Blog.

[12] ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar