MAKALAH
“Membangun Pendidikan Yang Berkarakter Bagi Anak Usia Dini”
Disusun
Oleh :
Sri
...........
116210..
Jurusan syariah
Prodi Peradilan agama 1A
SEKOLAH
TINGGI ..................................
(...............................................
20..
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seiring
perkembangan teknologi dan informatika yang kian pesat, kita dituntut untuk
dapat mengikuti dan turut ambil alih dalam perkembangan tersebut. Agar dapat
memilah dan memilih dampak positif dari perkembangan teknologi dan informatika
di butuhkan pendidikan yang baik dan karakter individu yang mendudukung.
Dalam mengikuti
perkembangan informatika, pendidikan karakter itu sangat penting, guna
menunjang individu untuk tidak trjerumus ke hal yang dapat merugikan diri
sendiri. Pendidikan karakter di mulai dari anak-anak usia dini agar lebih mudah
untuk mengerti dan tanggap terhadap pendidikan karakter.
Atas dasar
inilah penulis mengambil tema yang berjudul “membangun pendidikan yang
berkarakter bagi anak usia dini”.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latarbelakang yang telah di
paparkan di atas, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
a. Mengatahui
apa itu pendidikan berkarakter
b. Mengetahui
cara membangun pendidikan berkarakter bagi anak usia dini
c. Mengetahui
peran guru dalam pendidikan berkarakter bagi anak usia dini
d. Mengetahui
peran orang tua dalam pendidikan karakter anak
C.
Tujuan
a. Untuk
mengetahui pengertian pendidikan berkarakter?
b. Untuk
mengetahui cara membangun pendidikan berkarakter bagi anak usia dini?
c. Untuk
mengetahui peran guru dalam pendidikan berkarakter bagi anak usia dini?
d. Untuk
mengetahui peran orang tua dalam pendidikan karakter anak?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Membangun
karakter anak sejak dini, sangat penting bagi orang tua dan guru, harapannya
agar anak sejak dini memiliki karakter yang baik. Membangun karekter anak dapat
dilakukan melalui jalur pendidikan formal, non formal maupun informal.
Semakin
meningkatnya perhatian orang tua dan pemerintah terhadap pendidikan anak usia
dini, disatu sisi merupakan hal yang sangat menggembirakan. Akan tetapi, disisi
lain, seringkali orangtua dan pendidik juga masih memiliki pandangan yang
kurang tepat dan sempit tentang proses pelaksanaan pembentukan pribadi pada
anak usia dini, yakni terbatas pada kegiatan akademik saja seperti membaca,
menulis, menghitung, dan mengasah kreativitas.
Pada dasarnya
setiap orang tua mendambakan anak-anak yang cerdas dan berperilaku baik dalam
kehidupan sehari-harinya, sehingga mereka kelak akan menjadi anak-anak yang
unggul dan tangguh menghadapi berbagai tantangan dimasa depan. Namun perlu disadari
bahwa generasi unggul semacam demikian ini tidak akan tumbuh dengan sendirinya.
Mereka sungguh memerlukan lingkungan subur yang sengaja diciptakan untuk itu,
yang memungkinkan potensi anak-anak itu dapat tumbuh optimal sehingga menjadi
lebih sehat, cerdas dan berperilaku baik. Dalam hal ini orang tua mempunyai
peran yang amat penting.
Suasana penuh
kasih sayang mau menerima anak sebagaimana adanya, menghargai potensi anak,
memberi rangsang-rangsang yang kaya untuk segala aspek perkembangan anak, baik
secara kognitif, afektif, sosioemosional, moral, agama, dan psikomotorik, semua
sungguh merupakan jawaban nyata bagi tumbuhnya generasi yang berkarakter dimasa
yang akan datang.
Pada era globalisasi tidak jarang
kehadiran seorang anak justru menimbulkan berbagai masalah dalam suatu
keluarga. Berbagai media massa, baik media cetak maupun elektronik
menginformasikan kasus-kasus tindak kriminal yang dilakukan oleh anak-anak
seperti narkoba, penyimpangan seksual bahkan pembunuhan.
Tindakan-tindakan
amoral yang dilakukan oleh anak-anak tersebut pada dasarnya akibat dari
kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan anak dalam setiap jenjang
usianya. Orang tua yang terlalu sibuk cenderung membuat anak bebas bertindak
mengekspresikan kehendaknya dan rasa ingin tahunya.
Suatu
keprihatinan yang dirasakan para orang tua adalah bagaimana menanamkan kepada
anak-anaknya dengan nilai-nilai, cita-cita dan motivasi yang akan menolong
mereka bukan hanya mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, tetapi juga
membuat keputusan-keputusan yang benar dan bertanggung jawab.
Karakter yang
berkualitas adalah sebuah respon yang sudah teruji berkali-kali dan telah
berbuah kemenangan. Seseorang yang berkali-kali melewati kesulitan dengan
kemenangan akan memiliki kualitas yang baik. Karakter berbeda dengan
kepribadian dan temperamen. Kepribadian adalah respon atau biasa disebut etika
yang ditunjukkan ketika berada di tengah-tengah orang banyak, seperti cara
berpakaian, berjabat tangan, dan berjalan. Temperamen adalah sifat dasar anak
yang dipengaruhi oleh kode genetika orang tua, kakek nenek, dan kakek buyut dan
nenek buyut. Sedangkan karakter adalah respon ketika sedang 'diatas' atau
ditinggikan. Apakah anak putus asa, sombong, atau lupa diri. Bentuk respon
itulah yang disebut karakter .
Karakter
terbentuk dengan dipengaruhi oleh paling sedikit 5 faktor, yaitu: temperamen
dasar (dominan, intim, stabil, cermat), keyakinan (apa yang dipercayai,
paradigma), pendidikan (apa yang diketahui, wawasan kita), motivasi hidup (apa
yang kita rasakan, semangat hidup) dan perjalanan (apa yang telah dialami, masa
lalu kita, pola asuh dan lingkungan).
Karakter yang
dapat membawa keberhasilan yaitu empati (mengasihi sesama seperti diri
sendiri), tahan uji (tetap tabah dan ambil hikmah kehidupan, bersyukur dalam
keadaan apapun, dan beriman (percaya bahwa Tuhan). Ketiga karakter tersebut
akan mengarahkan seseorang ke jalan keberhasilan. Empati akan menghasilkan
hubungan yang baik, tahan uji akan melahirkan ketekunan dan kualitas, beriman
akan membuat segala sesuatu menjadi mungkin. (Megawangi, 2003:19).
B. Cara
Membangun Karakter Anak Usia Dini
Membangun
karakter terhadap anak hendaknya menjadikan seorang anak terbiasa untuk
berperilaku baik, sehingga ia menjadi terbiasa dan akan merasa bersalah kalau
tidak melakukannya. Sebagai contoh, seorang anak yang terbiasa makan tiga kali
sehari, akan merasa tidak enak bila makan hanya dua kali sehari. Dengan
demikian, kebiasaan baik yang sudah menjadi instink, otomatis akan membuat
seorang anak merasa kurang nyaman bila tidak melakukan kebiasaan baik tersebut.
Pendidikan
karakter bagi anak adalah solusi yang mujarab yang dapat diharapkan akan
mengubah prilaku negatif ke positif. Pertama kurangi jumlah mata pelajaran
berbasis kognitif dalam kurikulum-kurikulum pendidikan anak usia dini.
Pendidikan intelektual (kognitif) yang berlebihan akan memicu pada ketidak
seimbangan aspek-asepk perkembangannya.
Kedua, setelah
dikurangi beberapa pelajaran kognitif, tambahkan materi pendidikan karakter.
Materi pendidikan karakter tidak identik dengan mengasahkan kemampuan kognitif,
tetapi pendidikan ini adalah mengarahkan pengasahan kemampuan affektif. Metode
pembelajaran karakter ini dilakukan dengan cerita-cerita keteladan seperti
kisah-kisah keteladan Nabi-nabi, sahabat-sahabat nabi, pahlawan-pahlawan Islam,
dunia, nasional ataupun lokal. Cara lain yang dianggap baik dilakukan adalah
dengan contextual learning, yaitu dalam setiap pembelajaran anak-anak diberikan
contoh kegiatan yang baik dengan langsung diperlihatkan dalam tindakan-tindakan
seluruh pendidik dalam suatu lembaga pendidikan.
Membangun
karakter, merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Anak-anak, akan
tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang
berkarakter pula. Dengan begitu, fitrah setiap anak yang dilahirkan suci bisa
berkembang optimal. Oleh karenanya ada tiga pihak yang mempunyai peran penting
yaitu, keluarga, sekolah, dan komunitas. (Megawangi, 2003:23).
Pembentukan
karakter ada tiga hal yang berlangsung secara terintegrasi. Pertama, anak
mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus diambil, mampu
memberikan prioritas hal-hal yang baik. Kedua, mempunyai kecintaan terhadap
kebajikan, dan membenci perbuatan buruk. Kecintaan ini merupakan obor atau semangat
untuk berbuat kebajikan. Misalnya, anak tak mau mencuri, karena tahu mencuri
itu buruk, ia tidak mau melakukannya karena mencintai kebajikan.
Ketiga, anak
mampu melakukan kebajikan, dan terbiasa melakukannya. Lewat proses sembilan
pilar karakter yang penting ditanamkan pada anak. Ia memulainya dari cinta
Tuhan dan alam semesta beserta isinya; tanggung jawab, kedisiplinan, dan
kemandirian; kejujuran; hormat dan santun; kasih sayang, kepedulian, dan kerja
sama; percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah; keadilan dan
kepemimpinan; baik dan rendah hati; toleransi, cinta damai, dan persatuan.
Tujuan
mengembangkan karakter adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik. Begitu
tumbuh dalam karakter yang baik, anak-anak akan tumbuh dengan kapasitas dan
komitmenya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukannya dengan
benar, dan cenderung memiliki tujuan hidup. Membangun karakter yang efektif,
ditemukan dalam lingkungan sekolah yang memungkinkan semua anak menunjukan
potensi mereka untuk mencapai tujuan yang sangat penting (Baittstich, 2008:45)
C. Peran
Guru Dalam Membangun Karakter Anak Usia Dini
Pengembangan
karakter anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan terutama dari orangtua. Anak
belajar untuk mengenal nilai-nilai dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang
ada dilingkungannya tersebut. Dalam pengembangan karakter anak, peranan
orangtua dan guru sangatlah penting, terutama pada waktu anak usia dini.
Berbagai bentuk
kejahatan dan tindakan tidak bermoral dikalangan anak menunjukan bahwa anak
didik kita belum memiliki karakter yang baik. Hal ini perlunya pengembangan
karakter yang sesuai dengan anak, yang tidak sekedar pengetahuan, dan
doktrinasi, tetapi lebih menjangkau dalam wilayah emosi anak.
Upaya yang dilakukan oleh guru dan
orangtua dalam membangun karakter anak usia dini:
a. Memperlakukan
anak sesuai dengan karakteristik anak.
b. Memenuhi
kebutuhan dasar anak antara lain kebutuhan kasih sayang, pemberian makanan yang
bergizi.
c. Pola
pendidikan guru dengan orangtua yang dilaksanakan baik dirumah dan di sekolah
saling berkaitan.
d. Berikan
dukungan dan penghargaan ketika anak menampilkan tingkah laku yang terpuji.
e. Berikan
fasilitas lingkungan yang sesuai dengan usia perkembangannya.
f. Bersikap
tegas, konsisten dan bertanggung jawab
D. Peran
Orang Tua Dalam Pendidikan Karakter Anak
Orang tua
memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak. Sedangkan
pendidik hanya berperan sebagai wakil orang tua di sekolah. Peran orang tualah
yang utama karena ikatan emosional antara ayah dan ibu merupakan sebuah
pengalaman yang tidak tergantikan yang menjadi modal dasar pertumbuhan emosi
dan kedewasaan anak. Oleh karena itu, orang tua hendaknya tidak hanya
memberikan pendidikan untuk kecerdasan intelektualnya saja, akan tetapi
membekalinya dengan pendidikan moral yang baik agar terbentuk karakter yang
kuat.
Untuk menerapkan
pendidikan karakter orangtua tidak cukup memberikan pengetahuan tentang
nilai-nilai kebaikan saja, namun harus terus membimbing anak sampai pada tahap
implementasi dalam kehidupan anak sehari-hari. Sehingga, anak tidak hanya
mengetahui nilai-nilai moral saja, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai
moral tersebut dalam perbuatannya secara konsisten.
Sebagaimana
dikemukakan oleh DR. Ratna Megawangi bahwa dalam pembentukan karakter anak,
orang tua harus menekankan pentingnya tiga komponen karakter yang baik
(components of good character) yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang
moral, moral feeling atau perasaan tentang mental, dan moral action atau
perbuatan moral.
a.
Moral Knowing
(Pengetahuan Tentang Moral)
Dalam
hal ini, sebaiknya orang tua tidak hanya mengajarkan hal-hal yang baik, tetapi
memberikan penjelasan mengapa anak harus melakukan hal yang baik tersebut.
Misalnya, orang tua melarang anak memukul teman. Mengapa? Orang tua harus
menjelaskan bahwa memukul dapat menyebabkan teman yang dipukul sakit. Menyakiti
teman merupakan tindakan yang tidak baik. Bagaimana jika yang dipukul adalah si
anak sendiri? Pasti si anak juga akan merasa sakit dan tidak enak.
b.
Moral Feeling (Perasaan
Tentang Mental)
Moral
feeling maksudnya membangkitkan perasaan cinta untuk melakukan hal yang baik
dan menjadi orang yang berkarakter kuat. Ada enam aspek emosi yang harus
dimiliki setiap anak untuk menjadi generasi yang berkarakter, yaitu memiliki
hati nurani, rasa percaya diri, empati, mencintai kebenaran, mampu mengontrol
diri, dan rendah hati. Untuk membentuk moral feeling seperti itu, orang tua
harus dapat membangkitkan kesadaran anak akan pentingnya nilai-nilai moral.
Misalnya, dalam mengajarkan kejujuran, orang tua harus dapat menumbuhkan rasa
bersalah apabila si anak berbohong. Moral feeling ini merupakan kontrol
internal yang paling efektif, di samping kontrol eksternal berupa pengawasan
orang tua terhadap perbuatan anak.
c.
Moral action (Perbuatan
Moral)
Moral
action berarti mewujudkan pengetahuan moral menjadi tindakan nyata. Orang tua
yang mengajarkan perbuatan suka menolong harus diikuti dengan contoh berupa
tindakan nyata. Misalnya, jika melihat teman jatuh, anak diajarkan untuk menolongnya.
Memapah teman ke pinggir jalan dan mengobati lukanya. Hal ini dapat dilakukan
secara berulang-ulang dalam kondisi yang berbeda.
Ketiga komponen di atas harus dilakukan secara
bersinergi dan berkelanjutan. Hal ini diperlukan agar anak mampu memahami,
merasakan, sekaligus mengerjakan nilai-nilai kebajikan. Jika pondasi moral ini
dapat diterapkan di masa kanak-kanak pertama (masa keemasan anak), dapat
dipastikan bahwa anak akan menjadi generasi yang berkarakter di kemudian hari.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjabaran
di atas penulis menyimpulkan begitu amat pentingnya pendidikan karakter
terutama bagi anak usia dini. Agar dapat menjalani dan menghadapi tantangan
hidup yang kian pesat dan juga dapat mengontrol diri untuk selalu berada pada
jalan yang benar dan di ridhoi oleh Allah SWT.
Dengan semua
pihak yang saling berperan dalam mengembangkan pendidikan karakter anak usia
dini.
B. Saran
Dalam penulisan
ini penulis sadar masih jauh dalam kesempurnaan, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dalam penulisan
selanjutnya menjadi lebih baik.
Semoga tulisan ini
dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Santi, dasar.2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Indeks.jakarta
Megawangi,Ratna.2009. Pendidikan Karakter, Solusi Tepat
untuk Membangun Bangsa. Indonesia Heritage Foundation
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “membangun pendidikan yang
berkarakter bagi anak usia dini”. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang membangun pendidikan yang berkarakter bagi
anak usia dini.
Kami
menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Curup, 16 Desember 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Depan.........................................................................................................
Kata
Pengantar..........................................................................................................
Daftar
Isi....................................................................................................................
BAB
I Pendahuluan..................................................................................................
A. Latar
belakang...........................................................................................................
B. Rumusan
masalah.....................................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................................
BAB
II Pembahasan..................................................................................................
BAB
III Penutup.......................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................................
Daftar
Pustaka...........................................................................................................
SILAHKAN DOWNLOAD FILE MS WORD NYA DIBAWAH INI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar