MAKALAH
MULTIMEDIA
MULTIMEDIA
STEGANOGRAPHY DAN TEKNIK WATERMARKING
Disusun Oleh : Rio Setiawan
Nim : 0009087
.....
SEKOLAH TINGGI .....................
TAHUN 20...
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Keamanan Multimedia”. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita semua tentang membangun pendidikan yang berkarakter bagi anak usia dini.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai
akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................
BAB I Bahasa C++
- Pengertian Steganography.......................................................
- Kegunaan Steganography........................................................
- Teknik Steganography
d.
Terminologhy dan
Steganography ………………………….
- Kriteria Kriteria ….…………………………………………
BAB II TEKNIK WATERMARKETING........................................
- Kegunaan Watermarketing......................................................
b.
Watemarking pada WWW Keamanan di WWW dengan Enkripsi
c.
Mengapa perlu
watermarking ?
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
A. Definisi
Steganografi adalah suatu teknik untuk menyembunyikan informasi yang
bersifat pribadi dengan sesuatu yang hasilnya akan tampak seperti informasi
normal lainnya. Media yang digunakan umumnya merupakan suatu media yang berbeda
dengan media pembawa informasi rahasia, dimana disinilah fungsi dari teknik
steganography yaitu sebagai teknik penyamaran menggunakan media lain yang
berbeda sehingga informasi rahasia dalam media awal tidak terlihat secara jelas
Steganography juga berbeda dengan cryptography yaitu
terletak pada hasil keluarannya.Hasil dari cryptography biasanya berupa data
yang berbeda dari bentuk aslinya dan biasanyadatanya seolah-olah berantakan
namun dapat dikembalikan ke data semula. Sedangkan hasil dari keluaran
steganography memiliki bentuk yang sama dengan data aslinya, tentu saja
persepsi ini oleh indra manusia, tetapi tidak oleh komputer atau pengolah data
digital lainnya. Selain itu pada steganography keberadaan informasi yang
disembunyikan tidak terlihat/diketahui dan terjadi penyampulan tulisan (covered
writing).
Sedangkan pada cryptography informasi
dikodekan dengan enkripsi atau teknik pengkodean dan informasi diketahui
keberadaanya tetapi tidak dimengerti maksudnya. Namun secara umum steganography
dan cryptography mempunyai tujuan yang sama yakni mengamankan data,
bagaimana supaya data tidak dapat dibaca, dimengerti atau diketahui secara
langsung. Steganography memanfaatkan kekurangan - kekurangan indra
manusia seperti mata dan telinga. Dengan kekurangan inilah maka teknik ini
dapat diterapkan dalam berbagai media digital. Media cover merupakan
data digital yang akan ditempeli dengan data yang akan disembunyikan atau
sering disebut dengan stego medium. Berbagai media yang dapat digunakan sebagai
cover dari data atau informasi yang akan disembunyikan dengan berbagai teknik steganography.
Media yang dimaksudkan adalah media dalam bentuk file digital dengan berbagai
format, antara lain :Images (bmp, gif, jpeg, tif, dll), Audio (wav, Mp3, dll),
Video, Teks
B.
Kegunaan Steganografi
Steganografi dapat digunakan untuk berbagai macam
alasan, beberapa diantaranya untuk alasan yang baik, namun dapat juga untuk
alasan yang tidak baik.Untuk tujuan legitimasi dapat digunakan pengamanan
seperti citra dengan watermarking dengan alasan untuk perlindungan copyright.Digital
watermark (yang juga dikenal dengan fingerprinting, yang dikhususkan untuk
hal-hal menyangkut copyright) sangat mirip dengan steganografi karena
menggunakan metode penyembunyian dalam arsip, yang muncul sebagai bagian asli
dari arsip tersebut dan tidak mudah dideteksi oleh kebanyakan orang.
Steganografi juga dapat digunakan sebagai cara untuk membuat
pengganti suatu nilai hash satu arah (yaitu pengguna mengambil suatu masukan
panjang variabel dan membuat sebuah keluaran panjang statis dengan tipe string
untuk melakukan verifikasi bahwa tidak ada perubahan yang dibuat pada variabel
masukan yang asli). Selain itu juga, steganografi dapat digunakan sebagai
tag-notes untuk citra online. Steganografi juga dapat digunakan untuk melakukan
perawatan
atas kerahasiaan informasi yang berharga, untuk menjaga data tersebut dari
kemungkinan sabotasi, pencuri, atau dari pihak yang tidak berwenang.
C.
Teknik
Steganografi
Tujuan dari teknik-teknik steganografi adalah
menyembunyikan keberadaan pesan.Teknik watermarking, merupakan bagian
dari steganografi yang ditujukan untuk perlindungan hak cipta, tidak hanya
dimaksudkan untuk menyembunyikan keberadaan pesan atau informasi, tapi lebih
diarahkan untuk menjamin informasi dapat selamat dari beragam serangan yang dimaksudkan
untuk menghancurkan watermark.Model yang ditunjukkan pada Gambar 1
menunjukkan sistem steganografi yang umum digunakan pada gambar.Pesan rahasia
disisipkan ke dalam medium menggunakan sebuah teknik steganografi tertentu
untuk menghasilkan stego-image (stego-object).Keamanan dari
steganografi ini bergantung pada kunci, yang hanya diketahui oleh pengirim dan
penerima pesan.Dalam sistem steganografi yang kuat, hanya pihak yang memiliki
kuncilah yang dapat melakukan ekstraksi pesan.Pemanfaatan kunci dalam melakukan
penyisipan dan pengekstraksian pesan unik bagi setiap teknik steganografi.
Tujuan lainnya adalah membuat informasi yang
disisipkan tidak dapat dibedakan dengan derau-derau acak lain yang ada dalam
gambar. Secara umum, gambar yang memiliki lebih banyak detail akan memiliki
lebih banyak derau. Contohnya, gambar langit biru yang bersih memiliki derau
yang lebih sedikit dibandingkan dengan gambar stadion bola yang dipenuhi
penonton.Untuk meningkatkan pengamanan, penggunaan steganografi dikombinasikan
dengan kriptografi. Pesan yang akan disisipkan dienkripsi terlebih dahulu
menggunakan metode kriptografi tertentu. Dalam menyisipkan informasi, ada
beberapa faktor yang saling berkompetisi satu sama lain. Gambar 2 menunjukkan
tiga faktor yang saling berkompetisi ini: capacity, undetecability,
dan robustness.
Penyisipan informasi dengan jumlah yang lebih banyak dapat saja
mengubah cover-object sehingga keberadaan informasi dapat dengan mudah
dideteksi.Anti-deteksi adalah kemampuan untuk menghindari deteksi.Kekokohan
adalah ukuran ketahanan teknik steganografi dalam menghadapi berbagai macam
manipulasi terhadap medium.
D. Terminologi dalam Steganografi
Terdapat
beberapa istilah yang berkaitan dengan steganografi.
Ø Hiddentext atau
embedded message: pesan atau informasi yang disembunyikan.
Ø Covertext atau
cover-object: pesan yang digunakan untuk menyembunyikan embedded message.
Ø Stegotext atau stego-object: pesan yang sudah berisi embedded
message. Dalam steganografi digital, baik hiddentex atau covertext dapat berupa
teks, audio, gambar, maupun video.
E. kriteria yang harus dipenuhi.
1). Impercepbility. Keberadaan pesan tidak dapat dipersepsi oleh indrawi.Jika pesan
disisipkan ke dalam sebuah citra, citra yang telah disisipi pesan harus tidak
dapat dibedakan dengan citra asli oleh mata.Begitu pula dengan suara, telinga
haruslah mendapati perbedaan antara suara asli dan suara yang telah disisipi
pesan.
2). Fidelity.
Mutu media penampung tidak berubah banyak akibat penyisipan.Perubahan yang
terjadi harus tidak dapat dipersepsi oleh indrawi.
3). Recovery.
Pesan yang disembunyikan harus dapat diungkap kembali. Tujuan steganografi
adalah menyembunyikan informasi, maka sewaktu-waktu informasi yang
disembunyikan ini harus dapat diambil kembali untuk dapat digunakan lebih
lanjut sesuai keperluan
Beberapa istilah yang sering digunakan dalam teknik steganografi:
Ø Carrier file : file yang
berisi pesan rahasia tersebut
Ø Steganalysis : proses untuk mendeteksi keberadaanpesan rahasia dalam
suatu file
Ø Stego-medium : media yang digunakan untuk membawa pesan rahasia
Ø Redundant bits : sebagian informasi yang terdapat di dalam file
yang jika dihilangkan tidak akan menimbulakn kerusakan yang signifiakan
(setidaknya bagi indera manusia)
Ø Payload : informasi yang akan disembunyikan Cara yang harus
dilakukan saat menggunakan digital watermarking adalah menghapus file asli dari
carrier file. Karena jika tidak bila dilakukan perbandingan dengan berbagai
cara, perbedaan antara keduanya dapat diketahui sehingga pesan dapat diketahui
oleh orang lain. Walaupun sekarang tanpa file asli beberapa jenis steganografi
dapat diktahui, caa ini merupakan cara yang harus dilakukan untuk setidaknya
mengurangi kemungkinan untuk dilakukannya perbandingan.
B. Teknik Watermarking
1.
Kegunaan Watemarking
Ada
berbagai tujuan yang ingin dicapai dari penggunaan watemarking, sebagai suatu
teknik penyembunyian data pada data digital lain yaitu:
• Tamper-proofing :Watemarking digunakan
sebagai alat indikator yang menunjukkan apakah data digital yang asli
telah mengalami perubahan dari aslinya (mengecek integritas data).
• Feature location :Watemarking sebagai
alat identifikasi isi dari data digital pada lokasi-lokasi tertentu,
misalnya penamaan suatu objek tertentu dari beberapa objek yang ada pada suatu
citra digital.
• Annotation/caption :Watermark berisi
keterangan tentang data digital itu sendiri, misalnya pada broadcast
monitoring pada penayangan iklan di stasiun TV. Selain itu, watermark juga
dapat digunakan untuk mengirimkan pesan rahasia.
• Copyright-Labeling :Watemarking digunakan
sebagai metoda untuk menyembunyikan label hak cipta pada data digital atau
sebagai bukti autentik kepemilikan atas dokumen digital tersebut.
Ø Robust watermarking : Jenis watermark ini tahan terhadap serangan
(attack), namun biasanya watermark yang dibubuhi ke dokumen masih dapat
ditangkap oleh indera penglihatan atau pendengaran manusia.
Ø Fragile watermarking :Jenis watermark ini akan mudah rusak jika terjadi serangan,
namun kehadirannya tidak terdeteksi oleh indera manusia. Jika diinginkan untuk
membuat suatu algoritma yang dapat mengimplementasikan watemarking yang
memiliki fidelity yang tinggi (adanya watermark tidak disadari
oleh pengamatan manusia) maka hasilnya akan semakin rentan terhadap serangan.
Ada tiga tahap utama dalam proses watemarking :
§ mengintegrasikan watermark
pada citra (embedding)
§ serangan terhadap citra
yang telah dibubuhi watermark, baik yang disengaja (misalnya dikompresi,
dipotong sebagian, di-filter, dan sebagainya) ataupun yang tidak disengaja
(misalnya disebabkan oleh noise atau gangguan dalam saluran transmisi data).
§ proses ekstraksi watermark
dari dokumen yang akan diuji.
2.
Syarat-syarat
Sebuah Digital Watemarking yang Ideal
Untuk mendapatkan suatu
teknik digital watemarking yang baik, maka teknik tersebut harus dapat memenuhi
kondisi adalah : Elemen dari suatu data digital dapat secara langsung
dimanipulasi dan informasi dapat ditumpangkan ke dalam data digital tersebut
Penurunan kualitas dari data digital setelah dibubuhkan watermark, dapat
seminimal mungkin.Watermark dapat dideteksi dan diperoleh kembali meskipun
setelah data digital diubah sebagian, dikompresi, ataupun di-filter.Struktur
dari watermark membuat penyerang sulit untuk mengubah informasi yang terkandung
di dalamnya.Proses untuk membubuhkan watermark dan mendeteksinya cukup
sederhana. Jika watermark dihapus, maka kualitas dari data digital yang
ditumpanginya akan berkurang jauh atau bahkan rusak sama sekali.
Informasi watermark yang
diselipkan dalam isi data digital dapat dideteksi ketika dibutuhkan. Label hak
cipta yang unik mengandung informasi pembuatan, seperti nama, tanggal, dan
sebagainya, atau sebuah kode hak cipta seperti halnya ISBN (International Standard
for Book Notation) pada buku-buku. Watermark tidak dapat diubah atau dihapus
(robustness) secara langsung oleh orang lain atau dengan menggunakan software
pengolahan sinyal sampai tingkatan tertentu. Watemarking yang diberikan lebih
dari satu kali dapat merusak data
digital aslinya. Cara ini dilakukan supaya orang lain tidak dapat melakukan
pelabelan berulang terhadap data yang telah dilabel. Sampai saat ini, belum ada
teknik watemarking yang dapat memenuhi seluruh kriteria di atas.
Metode audio watermarking yang sering dikaji dapat dibagi menjadi :
a. Domain waktu
Metode ini bekerja dengan cara mengubah data
audio dalam domain waktu yang akan disisipkan watermark. Contohnya dengan
mengubah LSB (Least Significant Bit) dari data tersebut. Secara umum metode ini
rentan terhadap proses kompresi, transmisi dan encoding. Beberapa teknik
algoritma yang termasuk dalam metode ini adalah:
a) Compressed-domain
watermarking : Pada teknik ini hanya representasi data yang terkompresi yang
diberi watermark. Saat data di uncompressed maka watermark tidak lagi tersedia.
b) Bit
dithering: Watermark disisipkan pada tiap LSB, baik pada representasi data
terkompresi atau tidak. Teknik ini membuat derau pada sinyal.
c) Amplitude
modulation: Cara ini membuat setiap puncak sinyal dimodifikasi agar jatuh ke
dalam pitapita amplitudo yang telah ditentukan
d) Echo
hiding: Dalam metode ini salinan-salinan terputus-putus dari sinyal dicampur
dengan sinyal asli dengan rentang waktu yang cukup kecil. Rentang waktu ini
cukup kecil sehingga amplitudo salinannya cukup kecil sehingga tidak terdengar.
b. Domain frekuensi
Metode ini bekerja dengan cara mengubah spectral content dalam
domain frekuensi dari sinyal. Misalnya dengan cara membuang komponen frekuensi
tertentu atau menambahkan data sebagai derau dengan amplitudo rendah sehingga
tidak terdengar. Beberapa teknik yang bekerja dengan metode ini:
a)
Phase coding :Bekerja berdasarkan karakteristik sistem pendengaran manusia (Human
Auditory System) yang mengabaikan suara yang lebih lemah jika dua suara itu
datang bersamaan. Secara garis besar data watermark dibuat menjadi derau dengan
amplitudo yang lebih lemah dibandingkan amplitudo data audio lalu digabungkan
b) Frequency band modification :Informasi watermark ditambahkan
dengan cara membuang atau menyisipkan ke dalam pita-pita (band) spectral
tertentu.
c)
Spread spectrum :Dalam metode ini, sinyal yang membawa data watermark dimodulasikan
ke dalam derau pita lebar (wideband noise) setelah sebelumnya di
multiplikasi dengan suatu pseudorandom sequence.
3.
Watemarking pada WWW Keamanan di WWW dengan Enkripsi
Dalam upaya untuk
menyediakan tingkat keamanan yang lebih tinggi, dapat didesain sedemikian
rupa, sehingga setiap user
memiliki kunci dekripsi masingmasing, kemudian dikirim ke server HTTP (Hyper
Text Transfer Protocol) melalui CGI (Common Gateway Interface) pada server .
Permintaan untuk informasi yang tidak rahasia ke server akan diproses secara normal
melalui mekanisme HTTP biasa, sedangkan permintaan untuk halaman web yang
mengandung dokumen terenkripsi akan melalui prosedur khusus yang akan
dijelaskan berikut ini. Gambar 13 menunjukan source code HTML dengan
menyertakan suatu citra yang telah dienkripsi. Halaman web ini disimpan sebagai
plaintext di server. Watemarking dapat digabungkan ke dalam sistem
enkripsi-dekripsi dalam salah satu dari dua cara berikut :
Ø Browser-based watermarking : Metoda ini
akan secara langsung menggunakan Java applet untuk menerapkan watemarking
pada citra. Kompleksitas pada pemodelan Java ini adalah tidak
tersedianya kontrol yang bagus untuk menampilkan warna dengan applet yang
ada. Oleh karena itu, teknik watemarking yang didasarkan pada penggunaan
pemetaan warna untuk mengkodekan watermark tidak dapat diterapkan.
Ø CGI-based watermarking : Mekanisme ini akan menambahkan
watermark pada dokumen sebelum dienkripsi dan dikirim ke browser. Pada
pendekatan berdasarkan CGI, proses watemarking dilakukan di server, sehingga
lebih rumit dan proses komputasi akan lebih berat lagi. Watemarking pada
level-CGI juga memastikan bahwa proses tidak dapat digagalkan oleh serangan
yang disebabkan oleh proses dekripsi berbasis bahasa pemrograman Java.
Jadi, kekurangan teknik ini hanyalah terletak pada beban komputasi yang cukup
besar di sisi server.
Mengapa perlu watermarking ?
Berikut adalah masalah yang melatarbelakangi munculnya watermarking.
Ø Masalah kepemilikan. Pemalsuan atas kepemilikan produk digital
seringterjadi. Foto digital, misalnya, tidak memiliki suatu label atau
informasi pengidentifikasi yang melekat pada foto tersebut. Apabila ada klaim
dari pihak lain yang juga mengaku sebagai pemilik sah atas foto digital
tersebut, pemilik foto yang asli tidak dapat memberikan bantahan karena memang
ia tidak memiliki bukti otentik yang menandakan kepemilikan.
Ø Masalah pelanggaran hak cipta. Penggandaan yang tidak berizin atas
produk digital dapat merugikan pemiliknya sebab pemilik produk digital tidak
memperoleh royalti apapun terhadap penggandaan ilegal tersebut.
Ø Masalah keaslian. Produk digital mudah diubah. Perubahan tersebut
dapat berupa rekayasa terhadap produk yang asli, baik perubahan yang dapat
dipersepsi maupun tidak. Perubahan yang timbul dapat menyebabkan informasi
penting yang terdapat di dalam produk digital hilang. Kriptografi biasa saja
tidak dapat menyelesaikan masalah-masalah di atas. Meskipun produk-produk
digital dienkripsi, menggunakan algoritma RSA sekalipun, cukup sekali saja
diperlukan dekripsi produk-produk digital tersebut. Setelah enkripsi
dihilangkan, produk-produk digital tadi dapat langsung diperbanyak dan
disebarkan tanpa perlu melakukan dekripsi lagi. Selain itu, tidak terdapat
jejak yang dapat menunjukkan bahwa seseorang bertanggung jawab atas penyebaran
produk digital ataupun otentikasi mengenai hak seseorang atas produk digital tersebut.
BAB III
KESIMPULAN
Sebuah
peranan sangat penting dalam system keamanan Multimedia ,dalam teknik
watermakerting serta steganography, menyimpulakan bahwa hanya dalam
mengandalkan teknik keamanan yang sederhana saja untuk membangun sebuah
keamanan yang ideal dalam sebuah
multimedia. Beberapa teknik steganography bisa dikombinasikan untuk
menghasilkan tingkat keamanan yang lebih tinggi. Selain itu, proteksi pada sisi
hardware dan operating system teknik watermarketing dibutuhkan untuk mendukung
aplikasi serta keamanan multimedia Dari
studi literatur yang dilakukan penulis dan dari hasil percobaan watemarking
menggunakan tool Digimarc Demo Version, teknik watemarking yang ada sampai saat
ini semuanya menambahkan tanda watermark pada seluruh bagian citra digital.
Keterbatasan
manusia pada indera penglihatan dapat dimanfaatkan, terutama pada perubahan
warna yang sangat sedikit dan perubahan kecil pada intensitas gambar. Penulis
berkesimpulan bahwa dengan memberikan perubahan kecil pada warna di sebagian
daerah berintensitas sangat rendah dari suatu citra digital (watemarking
parsial), maka akan diperoleh citra yang sudah diberi tanda yang memiliki
fidelity yang sangat baik, yaitu tingkat degradasinya tidak dirasakan oleh
pengamatan manusia. Bila teknik ini diterapkan dengan menggunakan Java Script
untuk menyisipkan informasi dekoder untuk menerjemahkan dokumen terenkripsi di
WWW, maka tentunya keamanan di internet dapat lebih ditingkatkan lagi.
BACA JUGA :
BACA JUGA :
CONTOH SURAT KETERANGAN PENELITIAN
CONTOH PEMBUATAN SURAT SK BIMBINGAN TUGAS AKHIR
CONTOH PENULISAN RIWAYAT HIDUP PADA SKIPSI & TA
PERHATIAN!! Mohon Untuk Tidak Memposting Ulang isi dari Blog ini ke blog / web lain tampa Se izin dari Admin"BLOG INI DILINDUNGI HAK CIPTA DMCA".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar